Selasa, 05 Januari 2010

Selamat Jalan Pahlawan Bangsa


Innalillahi wainna ilaihi rajiun… Telah berpulang ke rahmatullah KH. Abdurrahman Wahid, presiden Ke-4 republik Indonesia pada penghujung tahun 2009. Tangisan dan kenangan akan jasa-jasanya dipertontonkan oleh berbagai media massa.
Dulu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, pernah ada teman saya yang bermain “tatarucingan” (baca: tebak –tebakan) semacam ini, “Naon Bedana Kurupuk Jeung Gusdur?” (Apa bedanya kerupuk sama Gusdur?)… Pada waktu itu saya sama sekali tidak tahu apa jawabannya, tapi teman saya (si pemberi pertanyaan) itu kemudian member tahu jawabannya: Ari kurupuk mah renyah renyah, ari gusdur mah runyah renyoh… Dan meskipun saya tidak mengerti apa arti dari jawaban itu, tapi karena semua orang di sekitar saya tertawa, maka saya pun ikut menikmati tawa lepas yang benar-benar menyenangkan itu… Dan setelah saya tanyakan kepada orang tua saya mengenai arti dari kata runyah renyoh itu, orang tua saya menjawab… “Runyah renyoh” itu ya Gusdur… Gerakan bibir dan hidungnya setelah ia berbicara itulah yang dimaksud dengan runyah renyoh… Dan saya pun kembali tertawa… tertawa dengan renyahnya…
Segera setelah kepulangannya ke Rahmatullah, berbagai media elektronik memberikan kita pada umumnya dan saya khususnya informasi tentang jasa-jasa dan sepak terjang beliau selama menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia. Beliau adalah tokoh lintas agama yang menyatukan kebhinekaan Negara kita menjadi “Indonesia”. Dan sekarang setelah saya mata saya terbuka, saya merasa… “Oh.. Sopan banget ya… setidaknya beliau menjabat presiden pada saat itu… Sopan banget ya, bikin “joke” kaya gitu”… Saya sendiri merasa tidak enak bahwa saya juga pernah secara tidak sadar mencibir beliau. Dan ego saya berkata… Dulu saya memang masih tidak mengerti apa-apa tentang politik dan hal-hal semacam itu, lalu bagaimana dengan orang-orang dewasa yang mencibirnya? Apakah mereka memang juga tidak mengerti atau mereka punya maksud lain??? Entahlah….
Meskipun, sejujurnya sampai sekarang saya masih merasa ada sesuatu yang janggal jika seseorang dengan kekurangan fisik seperti beliau menjabat orang nomor satu di Indonesia… tapi dibalik kekurangannya itu, beliau memiliki segudang kelebihan yang sangat luar biasa. Setelah berbagai media mengungkapkan jasa-jasa beliau pada saat menjabat presiden, kepala saya mengangguk-angguk sebagai pertanda bahwa saya kagum dengan sosok beliau… Beliaulah tokoh lintas agama, yang mempersatukan kebhinekaan negeri ini. Terlepas dari kontroversi dan celoteh “asbun” nya… beliau adalah pahlawan. Negara kita butuh lebih banyak orang dengan pemikiran seperti beliau… Pemikiran-pemikiran brilian yang akan menuntun kita menuju Indonesia yang lebih baik. Selamat jalan pahlawan bangsa, semoga arwah mu tenang di samping-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar