Selasa, 05 Januari 2010

Aku Bukan Plagiator!


AKU BUKAN PLAGIATOR
Memang sakit rasanya apabila apa yang telah kita kerjakan dengan sungguh sungguh dan sepenuh hati ternyata dengan mudahnya dijiplak atau disadur oleh orang lain tanpa sepengetahuan kita. Seolah-olah apa yang telah kita kerjakan tersebut tidak lagi bermakna karena “pembajakan” tersebut telah menodainya, bisa jadi karya kita tersebut tidak akan dipandang dari segi kualitasnya melainkan dari berita “penjiplakannya”. Namun, tidak kalah sakit pula apabila sesuatu yang kita kerjakan dengan segenap kemampuan dan kesungguhan yang kita punya dengan mudahnya dianggap atau bahkan “dicap” sebagai hasil jiplakan dari karya orang lain tanpa ada bukti yang jelas dan karya kita tersebut seolah-olah tidak memiliki nilai apapun dimata umum.
Plagiarisme, inilah kata yang menjadi “ide utama” dari kedua “rasa sakit” diatas. Kata yang memiliki definisi sebagai “penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri” ini merupakan sebuah kata yang seolah-olah memiliki kekuatan dahsyat untuk menghancurkan kreatifitas manusia. Ya, para plagiator memang orang-orang yang sama sekali tidak kreatif. Mereka memang dengan mudahnya mengambil karya orang lain dan mengakui bahwa karya tersebut merupakan karya asli mereka. Disini saya akan mencoba mengajak untuk berfikir kritis, dimana kita tidak hanya berfikir dari sudut pandang kita saja, tapi kita harus mencoba mencari sudut pandang yang lain, yang bisa jadi lebih baik dari sudut pandang yang kita anut sekarang ini.
Dalam sebuah kesempatan beberapa bulan yang lalu, saya pernah dicap sebagai seorang plagiator. Memang sangat memalukan rasanya ketika saya mendengar kata Riza Purnama sebagai pelaku tindakan plagiarisme. Pandangan mata setiap orang serasa pandangan yang mencibirkan dan merendahkan kreatifitas dan originalitas saya. Ya, saya akui memang essay yang saya buat pada kesempatan itu memang didominasi oleh tulisan milik orang lain, yang saya tambahkan dengan beberapa pendapat dan pandangan saya sendiri. Meskipun essay itu bukanlah 100% plagiarisme, tapi apa boleh buat, menjiplak karya orang lain walaupun hanya sedikit saja, tetap dikategorikan sebagai tindakan plagiarisme yang sangat “Terlarang“.
Dengan fakta bahwa seseorang pernah dicap sebagai plagiator, apakah itu bisa membenarkan bahwa orang itu adalah seorang plagiator sejati?... Saya dengan lantang akan mengatakan TIDAK. Alasannya tidak lain adalah realita yang terjadi pada diri saya sendiri berkenaan dengan masalah tersebut. Sehari sebelum kata “Riza Purnama sebagai seorang plagiator itu” saya sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk berkonsentrasi dengan baik. Sedangkan sebuah essay harus segera diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Materi untuk essay itu pun sama sekali tidak saya kuasai. Dengan alasan kedisiplinan untuk mengumpulkan essay tepat waktu, saya meng copy-paste sebuah artikel yang saya temukan di internet. Saya membaca artikel tersebut dari awal sampai kata terakhir, sehingga sampai pada akhirnya saya membuat semacam paraphrase untuk mengganti susunan kata dengan tetap mempertahankan ide-ide pokok dari artikel yang saya jadikan referensi tersebut. Dan dengan usaha mem paraphrase kan itu pun, saya tetap dianggap sebagai seorang plagiator. Padahal ada beberapa penyebab lain yang menyebabkan plagiarisme itu terjadi, dimana penyebab-penyebab itu seakan tidak memiliki kekuatan untuk membela diri saya.
Apakah layak apabila seseorang dicap sebagai plagiator karena dia terlalu terpaku pada referensi yang dia miliki? Sebagai seorang pemula dan sebagai seorang anak yang “baru lahir kemarin sore”, saya memang memiliki keterbatasan wawasan, sehingga saya harus kesana kemari mencari referensi untuk membukakan dan menambah wawasan saya, dan sebagai seorang pemula, yang masih dalam tahap pembelajaran yang awal, apakah salah apabila saya berkiblat pada referensi yang saya temukan? Entahlah…. Dunia ini memang penuh dengan pro dan kontra, pasti ada yang mendukung dan ada pula yang menentang, karena itulah dunia yang telah diciptakan untuk kita.
Terlepas dari pengalaman saya, saya rasa apabila ada orang yang mencap seseorang sebagai A atau sebagai B, dimana A dan B itu adalah kata yang memiliki arti negatif, orang itu tidak berfikir secara kritis. Jika plagiator adalah orang yang tidak memiliki kreatifitas, maka orang yang tidak mau berfikir secara kritis adalah tidak lebih baik dari para plagiator… Jadi, untuk memandang suatu hal, kita tidak boleh hanya mengandalkan satu sudut pandang saja, banyak sudut pandang yang lain yang menunggu untuk kita temukan dan kita kaji. Apakah saya seorang plagiator? Jawaban saya adalah “SAYA BERUSAHA UNTUK TIDAK MENJADI SEORANG PLAGIATOR!”. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar