Selasa, 05 Januari 2010

The Script - The Man Who Can't Be Moved

The Script!!
Another new band coming to my playlist!!! pertama kali ngeliat ni band, pas lagi nungguin si mamah di rumah sakit, ada satu acara di Metro TV yang Noble Prize Award itu... nah, ni band tampil... and i fell in love with the song since the first tone he sang this song.... Keren lah pokoknya.. lagunya simple tapi ngena...
I Love Music aja lah pokoknya!!!


Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move
Got some words on cardboard, got your picture in my hand
saying, "if you see this girl can you tell her where I am"

Some try to hand me money, they don't understand
I'm not broke I'm just a broken hearted man
I know it makes no sense but what else can I do
How can I move on when I'm still in love with you

Cause If one day you wake up and find your missing me
and your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving

Policeman says, "son you can't stay here"
I said, "there's someone I'm waiting for If it's a day, a month, a year"
Gotta stand my ground even if it rains or snows
If she changes her mind this is the first place she will go

Cause If one day you wake up and find your missing me
and your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinkin maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on our corner of the street
So I'm not moving, I'm not moving,
I'm not moving, I'm not moving

People talk about the guy that's waiting on a girl
There are no holes in his shoes but a big hole in his world

Maybe i'll get famous as the man who can't be moved
Maybe you wont mean to but you'll see me on the news
And you'll come running to the corner
cause you'll know it's just for you
Im the man who can't be moved

Chorus 2x

Going Back to the corner where I first saw you
Gonna camp in my sleeping bag I'm not gonna move

I LOVE MUSIC


Banyak banget cara kita buat ngisi waktu luang kita, ada yang ngisi waktu luangnya pake olahraga lah, pake jalan-jalan ke mall lah, ada yang nongkrong-nongkrong gak jelas, ada yang diem aja di rumah atau di kostan, ada yang dikit-dikit nonton ke bioskop, ada yang i'tikaf di mesjid!!! (Euh... subhanallah!), ada yang ngabisin waktunya di warnet, maen game lah, facebookan lah, twitteran lah, friendsteran lah... ya banyak we lah pokoknya... dan pasti banyak juga yang ngisi waktu luangnya buat ngedengerin musik!!!!

Kebiasaan ngedengerin musik itu "Gue Banget!!!", daun kuping ampe mateng!!! diteken-teken headphone terus seharian (maklum headphone murah)... tapi, kalo misalnya sejam aja gak ngedengerin lagu dari playlist.. Euh berasa di penjara!!! Gak tau emang udah ketagihan ato apa gitu ya, tapi sekarang kerasanya... "I can't live without music".

Semua orang pasti punya selera musiknya sendiri sendiri, ada yang suka musik-musik melayu, ada yang ngepop banget, ada yang RnB an, ada yang dangdutan, ada yang sundaan, ada yang baratan, ada yang koreaan, ada yang jepangan… Ya macem-macem lah pokoknya… kita bebas suka lagu apapun, karena itu emang udah hak kita. Gak usah malu kalo kita suka musik dangdut, gak usah malu kalo kita enjoy ngedengerin orang nyinden, gak usah malu kalo kita doyan ngedengerin lagu-lagu qasidahan… Just be yourself!!! Music is about your heart!!! Don’t lie to your heart!!! Justru dengan suka jenis-jenis musik kaya gitu, secara gak langsung kita menjaga kebudayaan lho…

Nah, emang sih saya juga termasuk orang yang gak terlalu suka ama jenis-jenis musik kayak gituan, tapi ya, kalo misalkan ada lagu dari spesies-spesies tersebut yang berasa enak di telinga… Why not??? So, jangan heran kalo di playlist saya ada satu lagu dangdut nyempil diantara tumpukan lagu-lagu barat yang notabenenya Kereeeen!!!
Nah, sekarang di Negara kita Indonesia itu lagi musim-musimnya lagu Melayu kan? Dan gak bisa kita pungkiri (Halaah.. rancu) kalau banyak orang yang menikmati lagu-lagu Melayu… Jujur aja, saya gak terlalu suka lagu-lagu melayu jaman sekarang, kalo lagu-lagu Melayu “asli” sih, masih fine-fine aja… Tapi ya mau gimana lagi, ni Negara kan bukan cuma saya doang isinya…. Beda kepala beda selera… Jadi, silahkan aja buat para musisi-musisi kemelayu-melayuan terus berkarya!
Ngomongin masalah lagu korea!!!! Weeisss!!! I Love it!!! Kenapa ???? “Teuing atuh!”, balik lagi ke pasal awal, beda kepala beda selera, kalo saya doyan lagu-lagu korea ya karena saya suka! ! banyak orang yang bilang bahasa Mandarin kedengerannya aneh (no offense!) tapi saya suka kok, musik-musik modern nya!! Kalo saya boleh berpendapat, lebih asyik lah dibanding musik dalam negeri… Lagu jepang juga ya keren lah!! Buktinya banyak yang suka, dan lumayan go Asia!!
Nah, kalo udah ngomongin masalah lagu-lagu Western!!! Euh.. Kaga usah ditanya, orang mereka trend setternya kok!!!! Ya, pengennya si, banyak musisi Indonesia yang lebih follow ke mereka, ya kalo pengen jadi trend setter, ya silahkan!!! As long it sounds good, I’ll like it!!!!
I can’t live without music, itu dia inti dari artikel ini… I love music!! Itu juga inti dari ni artikel… Lho??? “teuing ah urang oge rieut!!”, pokoknya I Love Music aja!!!!

Aku Bukan Plagiator!


AKU BUKAN PLAGIATOR
Memang sakit rasanya apabila apa yang telah kita kerjakan dengan sungguh sungguh dan sepenuh hati ternyata dengan mudahnya dijiplak atau disadur oleh orang lain tanpa sepengetahuan kita. Seolah-olah apa yang telah kita kerjakan tersebut tidak lagi bermakna karena “pembajakan” tersebut telah menodainya, bisa jadi karya kita tersebut tidak akan dipandang dari segi kualitasnya melainkan dari berita “penjiplakannya”. Namun, tidak kalah sakit pula apabila sesuatu yang kita kerjakan dengan segenap kemampuan dan kesungguhan yang kita punya dengan mudahnya dianggap atau bahkan “dicap” sebagai hasil jiplakan dari karya orang lain tanpa ada bukti yang jelas dan karya kita tersebut seolah-olah tidak memiliki nilai apapun dimata umum.
Plagiarisme, inilah kata yang menjadi “ide utama” dari kedua “rasa sakit” diatas. Kata yang memiliki definisi sebagai “penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri” ini merupakan sebuah kata yang seolah-olah memiliki kekuatan dahsyat untuk menghancurkan kreatifitas manusia. Ya, para plagiator memang orang-orang yang sama sekali tidak kreatif. Mereka memang dengan mudahnya mengambil karya orang lain dan mengakui bahwa karya tersebut merupakan karya asli mereka. Disini saya akan mencoba mengajak untuk berfikir kritis, dimana kita tidak hanya berfikir dari sudut pandang kita saja, tapi kita harus mencoba mencari sudut pandang yang lain, yang bisa jadi lebih baik dari sudut pandang yang kita anut sekarang ini.
Dalam sebuah kesempatan beberapa bulan yang lalu, saya pernah dicap sebagai seorang plagiator. Memang sangat memalukan rasanya ketika saya mendengar kata Riza Purnama sebagai pelaku tindakan plagiarisme. Pandangan mata setiap orang serasa pandangan yang mencibirkan dan merendahkan kreatifitas dan originalitas saya. Ya, saya akui memang essay yang saya buat pada kesempatan itu memang didominasi oleh tulisan milik orang lain, yang saya tambahkan dengan beberapa pendapat dan pandangan saya sendiri. Meskipun essay itu bukanlah 100% plagiarisme, tapi apa boleh buat, menjiplak karya orang lain walaupun hanya sedikit saja, tetap dikategorikan sebagai tindakan plagiarisme yang sangat “Terlarang“.
Dengan fakta bahwa seseorang pernah dicap sebagai plagiator, apakah itu bisa membenarkan bahwa orang itu adalah seorang plagiator sejati?... Saya dengan lantang akan mengatakan TIDAK. Alasannya tidak lain adalah realita yang terjadi pada diri saya sendiri berkenaan dengan masalah tersebut. Sehari sebelum kata “Riza Purnama sebagai seorang plagiator itu” saya sedang dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk berkonsentrasi dengan baik. Sedangkan sebuah essay harus segera diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Materi untuk essay itu pun sama sekali tidak saya kuasai. Dengan alasan kedisiplinan untuk mengumpulkan essay tepat waktu, saya meng copy-paste sebuah artikel yang saya temukan di internet. Saya membaca artikel tersebut dari awal sampai kata terakhir, sehingga sampai pada akhirnya saya membuat semacam paraphrase untuk mengganti susunan kata dengan tetap mempertahankan ide-ide pokok dari artikel yang saya jadikan referensi tersebut. Dan dengan usaha mem paraphrase kan itu pun, saya tetap dianggap sebagai seorang plagiator. Padahal ada beberapa penyebab lain yang menyebabkan plagiarisme itu terjadi, dimana penyebab-penyebab itu seakan tidak memiliki kekuatan untuk membela diri saya.
Apakah layak apabila seseorang dicap sebagai plagiator karena dia terlalu terpaku pada referensi yang dia miliki? Sebagai seorang pemula dan sebagai seorang anak yang “baru lahir kemarin sore”, saya memang memiliki keterbatasan wawasan, sehingga saya harus kesana kemari mencari referensi untuk membukakan dan menambah wawasan saya, dan sebagai seorang pemula, yang masih dalam tahap pembelajaran yang awal, apakah salah apabila saya berkiblat pada referensi yang saya temukan? Entahlah…. Dunia ini memang penuh dengan pro dan kontra, pasti ada yang mendukung dan ada pula yang menentang, karena itulah dunia yang telah diciptakan untuk kita.
Terlepas dari pengalaman saya, saya rasa apabila ada orang yang mencap seseorang sebagai A atau sebagai B, dimana A dan B itu adalah kata yang memiliki arti negatif, orang itu tidak berfikir secara kritis. Jika plagiator adalah orang yang tidak memiliki kreatifitas, maka orang yang tidak mau berfikir secara kritis adalah tidak lebih baik dari para plagiator… Jadi, untuk memandang suatu hal, kita tidak boleh hanya mengandalkan satu sudut pandang saja, banyak sudut pandang yang lain yang menunggu untuk kita temukan dan kita kaji. Apakah saya seorang plagiator? Jawaban saya adalah “SAYA BERUSAHA UNTUK TIDAK MENJADI SEORANG PLAGIATOR!”. ***

Olahraga Catur?


Kesehatan itu merupakan hal yang sangat penting, karena itu kita wajib menjaganya. Menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi lengkap serta menghindari stress merupakan cara terbaik yang dapat kita lakukan. Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan. Jogging, Sepak Bola, Bola Voli, Bola Basket, Tenis, Bulutangkis dan lain sebagainya merupakan beberapa contoh dari sekian banyak cabang olahraga yang memang sangat melatih otot-otot serta membakar lemak-lemak yang merugikan. Tapi bagaimana dengan catur? Mengapa catur seringkali disisipkan dalam kegiatan Pekan Olahraga Sekolah atau kegiatan berbau olahraga lainnya? Apakah catur layak untuk dikategorikan sebagai satu cabang olahraga?
Dilihat dari arti katanya, olahraga berasal dari kata olah dan raga. Olah sendiri bisa diartikan sebagai suatu bentuk proses untuk menghasilkan sesuatu, sedangkan raga berarti fisik. Jadi, mungkin bisa kita simpulkan bahwa definisi dari olahraga adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk melatih kemampuan dan ketahanan fisik. Lalu akan muncul kembali pertanyaan “Apakah catur termasuk dalam olahraga?. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa “olahraga” catur ini tidak mengharuskan pemainnya untuk aktif bergerak menggerakkan seluruh bagian tubuhnya. Dan akan menjadi hal yang sangat luar biasa jika ada pecatur yang aktif bergerak saat bermain catur, hal itu bisa jadi merupakan tontonan seru bagi mata-mata yang melihatnya. Dan hal itu bisa jadi merupakan olahraga yang efektif bagi para penonton untuk melatih otot perutnya dan membakar semua lemak yang tertimbun disana.
Apakah bidak –bidak dalam permainan catur melatih otot bicep dan tricep kita? Apakah bidak – bidak catur tersebut memiliki beban yang cukup berat untuk menstimulasi perkembangan otot kita? Apakah, apakah, apakah dan apakahlah yang akan terus menjadi kata pembuka dalam kalimat yang mempertanyakan kelayakan catur untuk dikategorikan sebagai salah satu cabang olahraga. Mungkin dengan pemahaman kita yang dangkal tentang arti dari olahraga, catur bisa dikategorikan sebagai olahraga hanya apabila dalam “olahraga” ini, para pemain diharuskan untuk mengangkat barbel dengan tangan kirinya sementara tangan kanan dengan luwes memindahkan bidak-bidak tersebut menuju “tempat terbaiknya”. Atau mungkin, dengan cara para pemain harus berlari satu putaran lapangan sepak bola setelah ia memindahkan satu bidak caturnya. Setelah hal itu dilakukan, barulah logika kita bisa membenarkan bahwa catur adalah sebuah cabang olahraga.
Definisi olahraga sebagai suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk melatih kemampuan dan ketahanan fisik memang tidak dapat disalahkan. Karena memang, hampir seluruh olahraga seakan-akan memiliki definisi seperti itu. Tapi definisi kebanyakan orang ini tidak dapat dibenarkan begitu saja, karena intisari dari olahraga sendiri bukan hanya untuk melatih ketahanan dan kemampuan fisik saja. Berdasarkan sumber http://www.topskor.co.id/, olahraga adalah “suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal”. Selain itu masih dari sumber yang sama, definisi olahraga menurut Menpora Maladi adalah “Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya”.
Dengan definisi olahraga sebagai suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal, apakah catur layak dikategorikan sebagai cabang olahraga? Saya rasa kebanyakan dari kita akan menjawab Ya… Karena catur memang melatih kemampuan berfikir kita untuk memecahkan suatu masalah, mengatur strategi, ketelitian, kehati-hatian dan sportivitas kita tentunya yang akan membantu kita untuk memperoleh relevansi kemenangan serta prestasi optimal. Sebagai kesimpulannya, memang benar adanya bahwa catur adalah salah satu cabang olahraga. Dan akan lebih tepat jadinya, apabila kita kategorikan catur sebagai “olahraga otak”. Jadi, mari kita maksimalkan kesehatan kita dengan menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesehatan pikiran kita.

Selamat Jalan Pahlawan Bangsa


Innalillahi wainna ilaihi rajiun… Telah berpulang ke rahmatullah KH. Abdurrahman Wahid, presiden Ke-4 republik Indonesia pada penghujung tahun 2009. Tangisan dan kenangan akan jasa-jasanya dipertontonkan oleh berbagai media massa.
Dulu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, pernah ada teman saya yang bermain “tatarucingan” (baca: tebak –tebakan) semacam ini, “Naon Bedana Kurupuk Jeung Gusdur?” (Apa bedanya kerupuk sama Gusdur?)… Pada waktu itu saya sama sekali tidak tahu apa jawabannya, tapi teman saya (si pemberi pertanyaan) itu kemudian member tahu jawabannya: Ari kurupuk mah renyah renyah, ari gusdur mah runyah renyoh… Dan meskipun saya tidak mengerti apa arti dari jawaban itu, tapi karena semua orang di sekitar saya tertawa, maka saya pun ikut menikmati tawa lepas yang benar-benar menyenangkan itu… Dan setelah saya tanyakan kepada orang tua saya mengenai arti dari kata runyah renyoh itu, orang tua saya menjawab… “Runyah renyoh” itu ya Gusdur… Gerakan bibir dan hidungnya setelah ia berbicara itulah yang dimaksud dengan runyah renyoh… Dan saya pun kembali tertawa… tertawa dengan renyahnya…
Segera setelah kepulangannya ke Rahmatullah, berbagai media elektronik memberikan kita pada umumnya dan saya khususnya informasi tentang jasa-jasa dan sepak terjang beliau selama menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia. Beliau adalah tokoh lintas agama yang menyatukan kebhinekaan Negara kita menjadi “Indonesia”. Dan sekarang setelah saya mata saya terbuka, saya merasa… “Oh.. Sopan banget ya… setidaknya beliau menjabat presiden pada saat itu… Sopan banget ya, bikin “joke” kaya gitu”… Saya sendiri merasa tidak enak bahwa saya juga pernah secara tidak sadar mencibir beliau. Dan ego saya berkata… Dulu saya memang masih tidak mengerti apa-apa tentang politik dan hal-hal semacam itu, lalu bagaimana dengan orang-orang dewasa yang mencibirnya? Apakah mereka memang juga tidak mengerti atau mereka punya maksud lain??? Entahlah….
Meskipun, sejujurnya sampai sekarang saya masih merasa ada sesuatu yang janggal jika seseorang dengan kekurangan fisik seperti beliau menjabat orang nomor satu di Indonesia… tapi dibalik kekurangannya itu, beliau memiliki segudang kelebihan yang sangat luar biasa. Setelah berbagai media mengungkapkan jasa-jasa beliau pada saat menjabat presiden, kepala saya mengangguk-angguk sebagai pertanda bahwa saya kagum dengan sosok beliau… Beliaulah tokoh lintas agama, yang mempersatukan kebhinekaan negeri ini. Terlepas dari kontroversi dan celoteh “asbun” nya… beliau adalah pahlawan. Negara kita butuh lebih banyak orang dengan pemikiran seperti beliau… Pemikiran-pemikiran brilian yang akan menuntun kita menuju Indonesia yang lebih baik. Selamat jalan pahlawan bangsa, semoga arwah mu tenang di samping-Nya.

WHAT SO SPECIAL ABOUT NEW YEAR'S EVE?


Pesta kembang api terlihat menghiasi hitamnya langit malam… Suara terompet terdengar diseluruh penjuru Indonesia… Akan tetapi ditengah suka cita itu… saya mulai bertanya-tanya… What so special about it??? Intinya hanya sebuah pergantian hari dari akhir Desember menuju awal Januari yang diberi bumbu sebuah gelar “Tahun Baru”.
Jika suka cita dan euforia itu hanya tentang pergantian tahun saja… lalu apa??? Apa yang bisa kita dapat??? Adakah sesuatu yang spesial di hari-hari selanjutnya??? Ya… semua orang bebas berpendapat… berpendapatlah sebelum berpendapat itu dilarang.
Karena berpendapat itu bebas, menurut saya idealnya malam tahun baru itu adalah momen dimana kita berkumpul dengan orang-orang tercinta, baik itu keluarga ataupun teman-teman kita… kita bisa menggunakan momen yang mungkin langka ini untuk bercengkerama melepas rasa rindu setelah sekian lama tidak bertemu. Tapi hal yang lebih penting dari itu adalah introspeksi dan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik di tahun yang selanjutnya.
Menurut pendapat saya, kita harus bisa menyempatkan diri untuk melakukan introspeksi tentang apa yang telah kita lakukan selama satu tahun yang telah dilewati… prestasi apa yang telah kita raih dan kesalahan apa yang telah kita perbuat? Dan kemudian harus timbul kesadaran dari dalam diri kita untuk menambah prestasi itu serta tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Hanya orang tolol lah yang jatuh pada lubang jebakan yang sama. Setelah proses introspeksi itu kita lewati, idealnya kita mulai menumbuhkan motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik di tahun yang akan datang, hal ini bisa kita lakukan dengan menuliskan resolusi.
Bicara tentang resolusi, banyak anggapan bahwa hal ini tidak penting, biarkan berjalan seperti aliran air… Ya, kembali lagi ke pasal awal… semua orang bebas berpendapat… hidup ini penuh dengan pilihan karena hidup sendiri adalah pilihan… meskipun ada (banyak) orang yang beranggapan bahwa menulis resolusi itu hanya buang-buang waktu saja, tapi tetap saja ada manfaat yang dapat kita rasakan setelah menulis resolusi. Tapi manfaat itu juga hanya bisa kita rasakan jika kita 100% sadar tentang tujuan kita menulisnya, jika menulis resolusi itu hanya merupakan tradisi mungkin manfaat itu tidak akan kita rasakan. Bagi orang yang sadar 100% alasan mengapa ia menulis resolusi, resolusi itu adalah sebuah kontrak yang ditanda tangani diatas materai yang apabila dilanggar akan menimbulkan konsekuensi tertentu, dengan begitu hari-hari kita di tahun yang baru akan lebih terarah dan jelas tujuannya, dibandingkan dengan hidup yang hanya mengikuti arus… yang mungkin saja arus itu akan membawa kita ke tempat yang sangat buruk…
Pesta kembang api, euforia, suara terompet, sukacita dan lain sebagainya itu memang bumbu dari Malam Tahun Baru… tapi yang menjadi menu utamanya adalah tekad bulat untuk melaksanakan resolusi-resolusi yang telah kita buat. What so special about new year’s eve??? It’s The Resolution(s)….

UNTITLED



Beliau pasti punya cita-cita sewaktu beliau masih muda…
Langit pasti menjadi tempat beliau menggantungkan cita-citanya…
Mungkin saja beliau pernah ingin menjadi seorang presiden
Mungkin saja beliau pernah ingin menjadi sekjen PBB
Mungkin saja beliau pernah ingin menjadi seorang pramugari
Mungkin saja beliau pernah ingin menjadi seorang penyanyi
Tapi… Pernahkah kalimat ini terlintas di benaknya?
Sedetikpun terlintas dalam alam sadarnya?
Sedetikpun dalam mimpinya?
“SAYA AKAN MENJADI SEORANG PENJUAL DONAT!!!!”
Mungkin saja beliau pernah ingin menyesali kenyataan
Tapi inilah kenyataan…
Cita-cita yang pernah beliau gantungkan
Mungkin saja telah terbang jauh melebihi langit
Inilah kenyataan
Pasti ada satu cita-cita yang tetap beliau
Surga menjadi tempat ia merasa bahagia…